Destinasi Wisata Nusa Tenggara Timur

pantai nembralapantai nembrala 02

Pantai Nembrala

Obyek wisata yang terletak di desa Nemberala, Kecamatan Rote Barat adalah sebuah kawasan pantai selancar, yang berada Di Pulau Rote. Wisata Bahari yang menantang dalam gulungan ombak pantai Nembrala . Menempatkan Pantai Nembrala, sebagai salah satu arena pelaksanaan lomba selancar bertaraf internasional

 

patung jenderal sudirman

Patung Jenderal Soedirman

Patung ini didirikan di Pulau Ndana sebagai monumen pada titik terselatan (pulau terluar) Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diresmikan pada tahun 2011 lalu. Berjarak + 35 km dari kota Ba’a menuju pelabuhan tradisional Oeseli/Nemberala, perjalanan dilanjutkan dengan speedboat dalam waktu + 1 jam.

rumah tua raja thie

rumah tua Raja Thie

Salah satu Rumah Raja yang berusia 80 tahun yang masih dijaga keasliannya hingga sekarang dan terletak di dusun Tuasu’uk, Desa Oebafok, Kec. Rote Barat Daya, ± 14 km dari kota Ba’a. Dapat ditempuh dalam waktu + 20 menit dengan kendaraan.

tiang bendera

Tiang Bendera

Obyek Wisata ini terletak di Desa Baadale, Kec. Lobalain, Kabupaten Rote Ndao dan mempunyai kemiripan dengan Tanah Lot di Bali di mana ketika air laut surut maka kita dapat berjalan kaki menuju batu yang di atasnya terdapat Tiang Bendera yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1942. Tugu tersebut masih dalam keadaan kokoh walaupun umur bangunannya mencapai 60 tahun. Berjarak + 5 km dari kota Ba’a dan dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor + 10 menit.

pantai boa 02 pantai boa

Pantai Bo’a

Adalah obyek wisata bahari yang sangat cocok untuk surfing karena ombaknya sangat mendukung serta keindahan panorama pasir putihnya. Obyek wisata ini terletakdi Kecamatan Rote Barat, kira kira sekitar 7,5 km dari kota kecamatan.

mandoo  tangga 300 mandoo tangga 300 02

Mandoo : Tangga 300

Obyek Wisata Mando berada di Desa Kuli Kec. Lobalain, merupakan Obyek Wisata Panorama Alam. Untuk sampai ke lokasi dibutuhkan waktu tempuh + 35 menit dari kota Ba’a dengan menggunakan kendaraan bermotor. Obyek Wisata yang dapat dinikmati adalah panorama alam indah dan fantastis. Untuk mencapai puncak lokasi tersebut harus menaiki 300-an Anak Tangga. Obyek wisata ini mempunyai luas 30000 m2 , terletak di Desa Kuli, Kecamatan Lobalain. Obyek wisata ini menyuguhkan pesona pantai dan wisata alam yang sangat indah serta deretan tangga tangga dan lopo.

laut mati

Laut Mati

Obyek Wisata ini terletak di desa Sotimori Kec. Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao. Jarak yang ditempuh dari ibukota kabupaten ke daerah ini memakan waktu 90 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor. Laut Mati merupakan Obyek Daya Tarik Wisata yang sangat menyenangkan apabila kita menggunakan jet ski mengelilingi pulau-pulau kecil yang berada di dalamnya. Obyek Wisata ini memiliki keunikan antara lain pasirnya berasal dari kulit kerang (keong). Ikan yang hidup di dalamnya adalah ikan mujair (ikan air tawar). Berjarak + 65 km dari kota Ba’a dan dapat ditempuh dalam waktu + 1 jam 30 menit.

 

 

kantor bupati rote ndao

Kantor Bupati Rote Ndao

Selain sebagai pusat pemerintahan, Kantor Bupati juga merupakan salah satu Obyek Wisata yang perlu disinggahi karena memiliki bentuk bangunan yang unik pada bagian atapnya yaitu berupa Ti’ilangga, topi khas orang Rote.

 

istana raja rote

Istana Raja Rote

Objek Wisata ini terletak tepat di jantung kota Ba’a yaitu di Kelurahan Namodale, Kec. Lobalain dan merupakan salah satu bangunan peninggalan Belanda. Sekarang ini dijadikan Istana Raja Rote (Raja Kedoh).

 

geraja tua menggelama

Gereja Tua Menggelama

Gereja yang terletak di dalam kota Ba’a ini berumur lebih kurang 102 tahun dan merupakan peninggalan pada zaman penjajahan Belanda. Hingga kini keaslian fisik bangunan masih dipertahankan oleh masyarakat setempat.

 

danau merah

Danau Merah

Menurut cerita rakyat, dasar danau yang terletak di Pulau Ndana ini berwarna merah dikarenakan Nallesanggu membersihkan padang dan tubuhnya dari darah manusia setelah melakukan pembunuhan masal atas dasar balas dendam terhadap bapaknya yang bernama Sangguana yang dihukum mati oleh penduduk pulau ini. Hingga kini tidak ada lagi penduduk yang mendiami pulau tersebut kecuali pasukan TNI penjaga perbatasan. Berjarak + 35 km dari kota Ba’a menuju pelabuhan tradisional Oeseli/Nemberala dan dilanjutkan dengan speedboat dalam waktu + 1 jam.

 

danau biru

Danau Biru

Danau Biru teretak tidak jauh dari Danau Merah. Danau ini selain memiliki pemandangan yang indah juga merupakan tempat minum dari hewan rusa yang masih banyak terdapat di pulau ini. Untuk mencapai lokasi ini membutuhkan waktu tempuh selama 1 jam dari ibukota Baa dengan menggunakan kendaraan bermotor. Obyek Wisata yang dapat dinikmati adalah wisata pantai, selancar, jemur dan memancing.

 

batu termanu

Batu Termanu

Adalah obyek wisata yang terletak di desa Feapopi, Kecamatan Rote Tengah berupa panorama guratan-uuratan alam akibat abrasi gelombang laut yang terlihat jelas pada bagian tepian curam pada Batu Termanu ini makin memperindah panorama Batu Termanu ini. Terdapat 2 buah Batu Termanu, yaitu Batu Hun dan Batu Suelay, perairan yang berada di sekitar kawasan batu Termanu ini, sering dijadikan sebagai tempat penyelaman. Hal ini dikarenakan terumbu karangnya yang memiliki banyak variasi selain daya tarik wisata yang dimiliki batu Termanu ini, kawasan di sekitar Batu Termanu ini juga menjadi tempat berkembang biaknya populasi ikan karapu.

Pengembangannya sebagai potensi bisnis mungkin menjadi daya tarik lain, selain sebuah lokasi pemancingan yang memiliki banyak peminat, baik pemancing lokal, atau pendatang yang mungkin memiliki hobby memancing.

batu termanu 02Menurut legenda rakyat yang berkembang dikalangan masyarakat Rote Ndao, yang menceriterakan asal usul Batu Termanu ini.diyakini bhwa Batu Termanu adalah sebuah batu besar yang berasal dari Kepulauan Di Maluku, yang dapat berpindah-pindah lokasinya sampai suatu ketika batu ini tiba di Rote dan menetap ditempatnya sekarang. Keyakinan tentang riwayat Batu Termanu sebagai sesuatu yang sakral dan mengandung nilai magic tergambar dengan adanya ritual meminta hujan yang diadakan di sekitar kaki Batu Termanu.

 

 

SAIL KOMODO, MOMENTUM TINGKATKAN PROMOSI PARIWISATA INDONESIA

pawai sail komodo

Pawai Sail Komodo 2013 di jalanan Labuhan Bajo

 

Sail Komodo 2013 merupakan ajang dan momentum tepat untuk mempromosikan keunikan pariwisata di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT) kepada dunia. “Sail Komodo 2013 menjadi momentum yang tepat untuk mempromosikan potensi wisata dan keragaman ekosistem Pulau Komodo,” nilai Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Bidang Pariwisata dan Olah Raga, Edhie Baskoro Yudhoyono melalui keterangan persnya, Sabtu, (14/9).

 

 

Penilaian pria yang akrab disapa Ibas itu, disampaikan saat mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ani Bambang Yudhoyono saat menghadiri peresmian puncak pembukaan Sail Komodo 2013 yang dipusatkan di Pantai Pede, Kecamatan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat. Ibas mengatakan, promosi dan pengenalan pulau tempat naga purba tersebut sangat penting dilakukan agar kejayaan bangsa Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang paling kaya dengan keanekaragaman hayatinya, bisa semaksimal mungkin kita capai.

 

 

 

Ibas menambahkan, dengan keunikan Pulau Komodo, dunia pariwisata Indonesia memiliki peluang yang sangat besar sebagai negara dengan tujuan wisata utama dunia. “Kita bangga memiliki kekayaan objek wisata Pulau Komodo yang berkualitas internasional dengan keunikan satu-satunya di dunia. Keajaiban ini sudah seharusnya kita manfaatkan, karena ini peluang yang sangat besar,” ungkap Ibas.

 

 

Ibas berharap, Pulau Komodo dan seluruh potensi sumber daya alamnya yang menjadi kebanggaan rakyat Indonesia ini, dapat dimanfaatkan secara optimal, dengan tetap menjaga aspek lingkungan dan kelestariannya. “Menjaga keseimbangan lingkungan, merupakan bentuk tanggung jawab kita semua, pemerintah bersama masyarakat, khususnya masyarakat di daerah ini,” pungkas Ibas.

Pariwisata NTT Menjadi Tujuan Wisata Dunia

komodo

Satwa endemik Komodo (Varanus Komodoensis) di Pulau Rinca, Kecamatan Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin (4/6/2012). Pulau Rinca merupakan salah satu habitat reptil purba Komodo. Berdasarkan data pada 2010 di pulau ini sendiri terdapat 1336 ekor Komodo, sedangkan 1288 ekor di Pulau Komodo, 86 di Pulau Nusa Kode, dan 83 di Pulau Gili Motang.

 

Kota Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi pintu masuk pariwisata ke Taman Nasional Komodo dan berbagai keindahan alam di berbagai pulau dan daerah pegunungan.

Keindahan bawah laut dan di permukaan Labuan Bajo menarik wisatawan untuk berkunjung dan menanamkan modal usaha mereka di bidang pariwisata. Keindahan pulau di Manggarai Barat dapat ‘memanjakan’ mata dari para wisatawan mancanegara dan domestik bahkan para pekerja pers.

Menurut Amos Lillo, Sales dan Marketing Director  Flobamora Events bahwa Provinsi NTT merupakan ‘Explores the hidden beauty’ sehingga pasca Sail Komodo, lembaga ini melakukan kegiatan Komodo Travel Mart dengan mempertemukan pada buyer (pembeli) dengan tour operator dari Lombok (NTB), Makassar (Sulawesi Selatan), Surabaya (Jawa Timur), Bandung (Jawa Barat), Jakarta dan Bali, dengan pelaku pariwisata dan travel agent di NTT.

Menurut Lillo, keuntungan dari Sail Komodo bagi NTT adalah perbaikan infrastruktur di seluruh NTT, dampak sosial, dampak kesehatan yang sangat diperhatikan pemerintah pusat.

“Kami menindaklanjuti gebyar Sail Komodo 2013 dengan melaksanakan kegiatan Komodo Travel Mart di mana Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sangat mendukung kegiatan Komodo Travel Mart,” jelasnya kepada Kompas.com, di Hotel Jayakarta Labuan Bajo, Senin (9/9/2013).

Ketua Gabungan Pengusaha Wisata Bahari Indonesia, Feisol Hashim mengatakan, Sail Komodo 2013 hanya sebuah event. Yang harus dipikirkan bersama adalah apa yang dilakukan setelah Sail Komodo 2013 karena ribuan orang pulang ke tempat dan negara masing-masing dan meninggalkan sampah di Kota Labuan Bajo dan di perairan Labuan Bajo.

 

dermaga pulau komodo

Dermaga di Pulau Komodo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

 

“Industri di dunia yang sampai ke akar-akar masyarakat adalah industri pariwisata, sehingga pemerintah, lembaga legislatif, masyarakat dan pihak swasta di Manggarai Barat dan Indonesia bekerja sama dalam mengembangkan pariwisata yang dapat mensejahterakan masyarakat,” katanya.

Menurut Hashim, pariwisata di Pulau Flores, NTT harus ditentukan dengan baik yakni apakah wisata adventure, wisata religi, ekowisata sehingga pengembangannya sangat jelas. “Pariwisata berkembang secara alamiah dan kerja sama dari pihak luar dengan warga masyarakat setempat mampu mengembangkan pariwisata dengan baik,” jelasnya.

Hashim menjelaskan, penyelenggaraan Sail Komodo di Provinsi NTT yang puncaknya dilaksanakan di Kabupaten Manggarai Barat sungguh sangat positif di mana binatang ajaib Komodo dari Labuan Bajo semakin terkenal di seluruh dunia. Dampak lainnya adalah pembangunan jalan raya di Kota Labuan Bajo semakin dipercepat, air bersih di Kota Labuan Bajo mulai perhatikan dengan baik, kebersihan di Kota Labuan Bajo ditata dengan baik.

“Saya minta pengembangan pariwisata di Manggarai Barat harus ramah lingkungan dan ramah kepada masyarakat. Jikalau itu tidak dilaksanakan, maka pariwisata tidak memberikan nilai positif lagi,” jelasnya.

 

ngada, Flores

Warga Kampung Adat Bena, Ngada, Flores, NTT, bermain musik tradisional yang biasa dimainkan dalam rangka upacara adat pembangunan rumah baru, Selasa (15/6/2011). Kampung berusia sekitar 1.200 tahun ini kental dengan arsitektur kuno dan budaya megalitik.

 

Selama ini, lanjut Hashim, diperkirakan 60 persen terumbu karang di perairan Taman Nasional Komodo banyak yang rusak akibat pengeboman ikan serta bertumpuk sampah di perairan Taman Nasional Komodo.

“Mari kita sama-sama menyelamatkan terumbu karang di Taman Nasional Komodo dengan menjaga perairan dengan baik dan juga para nelayan menangkap ikan dengan ramah lingkungan laut. Jikalau tidak cepat diselamatkan maka kedepan terumbu karang di Taman Nasional Komodo perlahan-lahan habis,” tambah Hashim.

Obyek Wisata Daerah Nusa Tenggara Timur

Kota Kupang adalah ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang juga sebagai kota utama di Timor Barat. Walaupun Kupang merupakan kota kecil namun memiliki suasana yang sibuk dan lalu lintas di pusat kota yang ramai namun agak semrawut seperti umumnya kota maju lainnya di Indonesia. Kawasan pemukiman menengah kebanyakan berada di kawasan pinggiran kota sementara kawasan perkantoran pemerintahan berada di bagian Timur kota termasuk diantaranya kantor pariwisata yang berada di Jl. Raya El Tari (telp 21540).

Wisatawan dapat mengunjungi Museum Nusa Tenggara Timur yang berada di dekat kantor pariwisata. Museum ini memiliki koleksi benda-benda seni, kerajinan dan benda-benda peninggalan sejarah yang berasal dari berbagai daerah di NTT.

Pantai Manikin berada di Tarus Kecamatan Kupang Tengah, sekitar 13 km dari Kota Kupang. Pantainya memiliki panorama alam, yang indah, pasir putih dan menjadi obyek wisata pantai yang banyak dikunjungi wisatawan untuk berenang, voli pantai dan memiliki lokasi untuk berkemah.

pantai manikinmanikin 02

Ada dua obyek wisata pantai di Kecamatan Semau yaitu Pantai Akle dan Pantai Otan yang berjarak 15 mil laut dari Kota Kupang. Ada juga Pantai Pulau Kera 6 mil laut dari Kota Kupang dengan lama perjalanan 45 menit menggunakan perahu motor. Panjang pantainya 3 km dengan keindahan taman laut, terumbu karang dan bermacam-macam ikan hias Dikawasan pantai ini cocok untuk ditanam pohon kelapa, pohon turi dan telah diadakan aksi penanaman 1.000 anakan pohon asam dan kayu besi, kerjasama antar pemuda Kabupaten Kupang dan LSM OICA tahun 2001 lalu memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.

Pulau Semau dan Pulau Kera adalah dua pulau yang terlihat dari Kupang. Kedua pulau ini memiliki kawasan pantai yang indah dengan airnya yang jernih, bagus untuk snorkeling. Sejumlah penginapan di Kupang menyediakan paket tur bagi wisatawan yang akan mengunjungi Pulau Semau.

semau 02semau 04

Wisatawan dapat mengunjungi Baun yaitu sebuah desa kecil yang terletak sekitar 30 km di Tenggara Kupang. Desa yang terletak di kecamatan Amarasi di kawasan yang berbukit-bukit ini merupakan pusat kerajinan tenun. Selain itu, di tempat ini terdapat sejumlah bangunan peninggalan kolonial Belanda dan juga rumah raja yang merupakan rumah bekas penguasa terakhir di wilayah ini.

baun 04baun 02

Baumata adalah sebuah desa yang terletak 16 km dari Kota Kupang atau 6 km arah Timur dari Bandara El Tari kupang, tepatnya di Kecamatan Kupang Tengah yang merupakan salah satu tempat rekreasi/objek wisata yang cukup dikenal dan ramai dikunjungi orang. Daya tarik yang menonjol yang dimiliki obyek wisata alam Baumata adalah Kolam Renangnya baik bagi orang dewasa dan anak-anak.

baumatasumber-mata-air-baumata-2-kupang

Di tempat ini pula terdapat peninggalan sejarah/situs yaitu gua alam yang cukup menarik dengan stalaktit dan stalakmit, berjarak kurang lebih 250 meter dari kolam renang. Masyarakat menyebutnya “Gua Jepang” yang merupakan bekas peninggalan Tentara Jepang sebagai tempat persembunyian selama perang dunia ke II.

gua jepang

Selain menikmati pemandangan alamnya dengan udara yang sejuk, didekat kolam renang itu juga terdapat kolam alam yang dihiasi dengan bunga teratai sebagai tempat perlindungan beberapa habitat air tawar seperti jenis-jenis ikan dan udang. Juga saat ini oleh pihak pengelola, kolam tersebut telah dibudidayakan beberapa jenis ikan yang potensial untuk dikonsumsi antara lain: ikan Bandeng, Tawes dan ikan Mas.

Hal ini membuat Baumata merupakan gabungan yang menarik antara sumber mata air alam, kolam renang, gua Jepang serta pepohonan dengan udaranya yang sejuk. Kegiatan yang dapat dilakukan selain menikmati pemandangan alam dengan udara yang sejuk adalah berkemah, kegiatan fotografi dan menikmati kebudayaan tradisional masyarakat yaitu “Tarian Hering” yang biasa ditarikan untuk menyambut para pembesar atau Tamu Agung.

Wilayah di sekitar Kupang memiliki sejumlah desa tradisional yang menarik untuk dikunjungi. Pemandu wisata biasanya akan mendatangi wisatawan untuk menawarkan jasa menemani wisatawan mengunjungi desa-desa itu. NTT memiliki perairan dengan lokasi penyelaman yang indah khususnya bagi wisatawan yang mempunyai hobi untuk menyelam. Kupang adalah tempat yang bagus untuk mengatur perjalanan untuk mendatangi lokasi penyelaman.

Terletak sekitar 46 km di Timur Laut Kupang terdapat Taman Wisata Camplong yang merupakan cagar alam hutan dan memiliki sejumlah gua serta kolam renang yang airnya berasal dari sumber mata air di wilayah ini. Dari sini dengan jarak sekitar 7 km, pengunjung dapat mendaki Gunung Fatuleu yang ditumbuhi aneka flora pegunungan.

camplongcamplong 1g. fatuleu

Obyek wisata lainnya di Kabupaten Kupang terdiri dari obyek wisata alam, bahari, wisata budaya dan sejarah. Wisaya alamnya seperti obyek pantai yang menyebar di beberapa kecamatan. Wilayah di sekitar Kupang memiliki beberapa tempat menarik untuk dikunjungi antara lain Pantai Lasiana yang terletak sekitar 10 km dari pusat kota Kupang ke arah Timur. Kawasan pantai yang indah dengan pasirnya berwarna putih dapat ditemui di Tablolong yang berada sekitar 27 km Barat Daya Kupang.

Pantai Air Cina di kawasan ini merupakan salah satu lokasi yang menarik untuk dikunjungi dengan suasana yang lebih sepi namun angkutan umum menuju ke pantai ini lebih sedikit.

Pantai Sulamu di Kecamatan Sulamu juga memiliki pasir putih dan jaraknya 80 km dari Kota Kupang dan cocok pula untuk kegiatan menyelam. Pantai Uiasa juga berada di kecamatan yang sama, berjarak 6 mil laut dari Kota Kupang atau satu jam perjalanan dari Kupang. Mempunyai pasir putih, taman laut yang indah (terutama terumbu karang dan ikan hias) tempat rekreasi, mandi, berenang, berjemur dan mancing.

sulamu.

Sementara Pantai Oipoli letaknya di Kecamatan Amfoang Utara, berjarak 145 km dari Kota Kupang dengan spesifikasi daya tarik pasir putih, batu kapal, tempat rekreasi, mandi dan berenang. Masih di kecamatan yang sama terdapat Pantai Naikliu yang berpasir putih dan menjadi tempat rekreasi masyarakat.

oepoli 02oepoli

Kecamatan Kupang Barat banyak memiliki obyek pantai antara lain Pantai Tablolong yang berjarak 30 km dari Kota Kupang memiliki keadaan pantai yang unik dan kerap dipakai untuk kegiatan lomba dayung serta lomba mancing tradisional baik tingkat nasional maupun internasional. Selain menjadi tempat rekreasi, bisa juga dipakai untuk kegiatan selancar angin. Dibelakang obyek wisata Tablolong terdapat hutan belukar seluas 3 ha yang dihuni oleh satwa berupa monyet dan hutan.

tablolong kupangtablolong 03tablolong 02

Dibelakang obyek ini terdapat desa budaya yaitu Suku Panaf dengan jumlah Kepala Keluarga 18 KK, dengan bahasanya adalah campuran bahasa Oekusi, Helong dan Rote (merupakan keunikan satu Dusun Panaf. Tempat Suku Panaf berupa batu yang bentuknya seperti kambing yang menjorok ke laut.

suku panaf

Kupang juga dikenal dengan atraksi pacuan kuda tradisional di Oefafi Kecamatan Kupang Timur dan dikenal pula dengan musik tradisional yang disebut Sasando. Industri musik Sasando di Oebelo Kecamatan Kupang Tengah yang juga menjadi sentra pembuatan kerajinan tangan.

sasando 02sasando 03sasando

Pantai Bolow di Kecamatan Sabu Timur, Pantai Raijua dan Pantai Seba di Kecamatan Sabu Barat memiliki daya tarik pasir putih, dan cocok pula untuk menyelam.

pantai bolow sabupantai bolow sabu 02

Potensi wisata budayanya juga tak kalah menarik dengan adanya kuburan Raja Koroh di Desa Teunbeun Kecamatan Amarasi yang merupakan tempat bersemayamnya raja-raja Amarasi. Letaknya 28 km dari Kota Kupang. Yang mudah dijangkau dengan kendaraan umum maupun pribadi. Batu Megalitik Namata di Desa Railolo Kecamatan Sabu barat memiliki daya tarik batu-batu megalitik, perkampungan adat dan rumah adat. Sementara di Tenihau terdapat istana/Rumah Adat Raja Sabu.

rumah adat sabu

Upacara adat mewarnai kehidupan masyarakat NTT antara lain upacara Kolouju di Ledeunu Kecamatan Raijua sebagai ungkapan rasa terimakasih atas hasil panen. Di desa lainnya Pahoru/Wodho Kecamatan Sabu Barat. Juga dikenal dengan upacara adat penyambutan hasil panen ini yang berlangsung selama satu minggu. Salah satu atraksi uniknya adalah kegiatan mencambuk kaki dengan rotan antara kelompok atau suku di| lapangan terbuka.

sabu adat794164296-tarian-adat-sabu-raijua-pedoa

Tempat-tempat bersejarah juga menjadi daya tarik wisata di Kabupaten kupang antara lain yang menarik dan patut dikunjungi adalah Monumen veteran Australia di Oesao Kecamatan Kupang Timur. Berjarak 20 km dari Kota Kupang. Monumen ini dibangun untuk memperingati tentara-tentara Australia yang tewas melawan tentara Jepang dalam peperangan yang berlangsung tahun 1942 dengan menelan banyak korban.

monumen oesao02monumen oesao 03monumen veteran australia oesao

 

SEJARAH SINGKAT LAHIRNYA PROVINSI NTT

Pada Zaman Pemerintahan Hindia Belanda, Pulau Sumbawa, Flores, Sumba, Timor dan Kepulauannya merupakan satu kesatuan wilayah administratif, yang waktu itu disebut Keresidenan Timor. Konstelasi Pemerintahan yang dianut Pemerintah Hindia Belanda sesuai dengan landasan politik yang bertujuan untuk menjamin kepentingan penjajah ialah tetap mengakui kedaulatan Swapraja dibawah pimpinan Raja-raja, yang seluruhnya berjumlah 48 Swapraja.

Hal tersebut diatur dalam perjanjian politik yang dikenal dengan Korte Verklaring. Dengan demikian hubungan antara raja-raja dengan Pemerintahan Hindia Belanda seolah-olah berada dalam kedudukan yang sama. Namun dalam kenyataannya, politik ini jelas hanya menguntungkan Pemerintah Kolonial.

Pemerintahan di Keresidenan Timor pada Zaman Hindia Belanda dipegang oleh seorang Pangreh Praja Belanda yang bergelar Residen dan dibantu oleh Asisten Residen. Dalam perkembangan selanjutnya keresidenan Timor dibagi dalam Afdeling-Afdeling Sumbawa, Flores, Sumba, Timor dan masing-masing Afdeling dikepalai oleh seorang Asisten Residen. Dibawah Afdeling terdapat Onder Afdeling yang meliputi beberapa Swapraja yang dikepalai oleh seorang Controuler dengan dibantu oleh beberapa Bestuur Asisten Bangsa Indonesia.

Konstelasi tersebut berlaku terus sampai dengan masa Pemerintahan Bala Tentara Jepang. Masa Pemerintahan pendudukan Jepang tidak berlangsung lama, kurang lebih 3 tahun, Kepulauan Indonesia Bagian Timur dipegang oleh Angkatan Laut Jepang (KAIGUN) yang berpusat di Makasar, yang menjalankan roda Pemerintahan Sipil ialah seorang yang bergelar Minsaifu, bekas Afdeling diubah menjadi Ken, Ken dibagi dalam Bunken adalah Swapraja.

Pada waktu bala tentara Jepang menyerah kepada Sekutu tanggal 14 agustus 1945, Pemerintah Hindia Belanda turut membonceng masuk ke Indonesia yang dikenal dengan Pemerintahan NICA. Belanda kembali menguasai bekas Keresidenan Timor dan menjalankan politik pecah belahnya dengan maksud menghancurkan Republik Indonesia. Pada Tahun 1950 terbentuk Negara Indonesia Timur (NIT) dimana Swapraja-Swapraja yang ada dikonsolidir dengan membentuk federasi Raja-Raja.

Dengan Undang-Undang NIT Nomor 44 Tahun 1950 buatan Hindia Belanda, Federasi Swapraja diberi status daerah yang berhak menyelenggarakan Rumah Tangganya sendiri sehingga masing-masing Swapraja yang ada di Daerah Flores, Sumba, Timor dan Kepulauannya merupakan bagian dari daerah itu; namun dipihak lain berlaku pula Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1948, sehingga terjadi Dualisme pelaksanaan Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah. Berdasarkan Undang-Undang ini, DPRD yang ada berjalan terus dengan ketentuan bahwa tugas legislatif sepenuhnya dipegang oleh Dewan Pemerintah Harian, sedangkan Dewan Raja-Raja dihapus karena tidak sesuai dengan aspirasi politik saat itu dimana bentuk Negara Republik Indonesia adalah Negara Kesatuan.

Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1950 dibentuk Propinsi Administrasi Sunda Kecil yang meliputi 6 (enam) Daerah termasuk Flores, Sumba, Timor dan Kepulauannya yang dengan Undang-Undang Darurat Nomor 9 tahun 1954 (Lembaran negara Tahun 1954 Nomor 66) Nama Sunda Kecil diganti dengan Nusa Tenggara.
Guna mencegah kesimpangsiuran tafsiran dan pengertian mengenai Daerah Otonom, dikeluarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. Berdasarkan Undang-Undang tersebut, pada Tahun 1958 dileluarkan Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 (Lembaran Negara RI Tahun 1958 Nomor 115) yang membentuk 3 (tiga) Daerah Tingkat I dalam Wilayah Propinsi Administratif Nusa Tenggara termasuk Propinsi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur yang meliputi Daerah Flores, Sumba, Timor dan Kepulauannya.

Pada waktu yang sama, dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, dibentuklah 12 (dua belas) Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur termasuk Daerah Tingkat II Sumba Timur, dengan demikian secara De Yure, Roda Pemerintahan Propinsi Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Sumba Timur sudah ada pada waktu itu, sedangkan secara De Facto baru berlaku sejak tanggal 20 Desember 1958 yaitu sesudah dibubarkannya bekas daerah Flores, Sumba, Timor dan Kepulauannya sekaligus pada tanggal tersebut Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Propinsi Nusa Tenggara Timur : W. J. Lalamentik meresmikan 5 (lima) Kabupaten di Timor termasuk Alor, 2 (dua) Kabupaten di Sumba dan 5 (lima) Kabupaten lainnya di Flores.

Mulai saat pembentukan tanggal 20 Desember 1958, bekas Kepala Daerah dari Daerah bentuk lama ditugaskan sebagai Pembantu Kepala Daerah dalam wadah Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur dan segala urusan Rumah tangga daerah Swapraja yang tidak termasuk urusan Pemerintah Pusat, menjadi urusan Tingkat II yang bersangkutan. Dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor 18/Des.15 / 2 / 23 /, tanggal 15 desember 1960, terhitung mulai tanggal 1 Januari 1961 Anggaran Belanja Swapraja-Swapraja dibuat dan dimasukkan dalam Anggaran Belanja Daerah-Daerah Tingkat II yang meliputinya.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I NTT Nomor Pem. 66/1/35, Tanggal 5 Juni 1962 dibentuk 64 Kecamatan di Propinsi NTT termasuk 6 (enam) Kecamatan di Kabupaten Sumba Timur, suatu indikasi kearah penghapusan Swapraja secara bertahap. Dengan demikian secara De Facto, 45 Swapraja yang ada di Propinsi NTT saat itu sudah dihapus, namun secara De Yure baru pada saat diundangkannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965, dimana 7 (tujuh) diantaranya ada di Kabupaten Sumba Timur yakni Swapraja : Kanatang-Kapunduk; Lewa-Kambera; Tabundung; Melolo; Rindi; Mangili; Waijilu dan Swapraja Masu-Karera. Dengan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Sumba Timur Nomor 26/DD/1/11, Tanggal 27 Juli 1962 dibentuk 99 Desa Gaya Baru di Kabupaten Sumba Timur dari penyatuan 310 buah kampung yang ada pada waktu itu. Dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I NTT Nomor 11 tahun 1970 dibentuk Koordinator Pemerintahan Kota Waingapu, Perwakilan Kecamatan Pandawai-Haharu dan perwakilan Kecamatan Paberiwai-Ngadu Ngala yang dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun 1996 Nomenklatur Perwakilan Kecamatan dirubah menjadi Kecamatan Pembantu.

Dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I NTT, pada Tahun 1981 dibentuk 5 (lima) Kelurahan di Kabupaten Sumba Timur yakni 4 (empat) Kelurahan di Kopeta Waingapu dan 1 (satu) Kelurahan di Kecamatan Lewa dan dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur Nomor 20 Tahun 1994 tentang Pengesahan Pembentukan Kelurahan-Kelurahan persiapan di Propinsi Daerah Tingkat I Nusa Tenggara Timur, telah disahkan pembentukan Kelurahan dimana antara lainnya 5 (lima) Kelurahan di Kabupaten Daerah Tingkat II Sumba Timur, yakni Kelurahan : Lambanapu, Mauliru, Kawangu, Kaliuda dan Kelurahan Lumbukori.

Selanjutnya dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I NTT Nomor 385 Tahun 1998 tentang pengukuhan 316 desa/kelurahan persiapan dan eks unit pemukiman transmigrasi menjadi desa/kelurahan definitif di Propinsi Dati I NTT, dibentuk lagi 5 (lima) kelurahan di Kabupaten Sumba Timur yakni 3 (tiga) Kelurahan di Kecamatan Haharu serta di Kecamatan Tabundung dan Kecamatan Paberiwai masing-masing 1 (satu) Kelurahan.

Memasuki Otonomi Daerah, sejalan dengan pelaksanaan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dilakukan lagi penataan kewenangan dan kelembagaan antara lain pembentukan 7 (tujuh) kecamatan baru yang merupakan peningkatan status kecamatan pembantu dan pemekaran dari kecamatan-kecamatan yang sudah ada, masing-masing dengan Perda Kabupaten Sumba Timur Nomor 17 Tahun 2000 (Kecamatan Karera, Kahaungu Eti, Wulla Waijilu), Nomor 18 Tahun 2000 (Kecamatan Pinu Pahar), Nomor 26 Tahun 2000 (Kecamatan Rindi), Nomor 27 Tahun 2000 (Kecamatan Matawai La Pawu) dan Nomor 28 Tahun 2000 (Kecamatan Nggaha Ori Angu). Sejalan dengan itu pula dengan Keputusan Bupati Sumba Timur Nomor 131/146.1/19/1/KTB/2001 dikukuhkan 16 desa hasil pemekaran menjadi desa definitif. Kemudian melihat perkembangan penyelenggaraan pemerintahan di beberapa kelurahan maka melalui Perda Nomor 13 tahun 2002, sebanyak 5 (lima) kelurahan yakni Kelurahan Kaliuda, Billa, Kuta, Rambangaru dan Kananggar dirubah statusnya menjadi desa Dengan penetapan tersebut maka wilayah Kabupaten Sumba Timur terdiri dari 15 kecamatan, 123 desa dan 16 kelurahan. Sampai dengan tahun 2007 telah dilakukan pemekaran kecamatan/kelurahan/desa menjadi 22 kecamatan, 140 desa dan 16 kelurahan.

Perkenalan

Nama saya adalah Osiaz Sandy Koten, saya adalah seorang mahasiswa BU  STP Sahid Jakarta Jurusan Perhotelan angkatan 2011.

keahlian saya adalah memasak. hobby saya adalah bermain futsal. saya sangat mencintai hobby saya tersebut. klub bola profesional kesayangan saya adalah FC Barcelona.

dan TIMNAS kesayangan saya adalah ARGENTINA. pasti kalian sudah mengetahui atau mengira bahwa pemain bola profesional kesayangan saya pastinya adalah Lionel Messi, that’s right! dia menjadi inspirasi dan motivasi saya dalam bermain Futsal.

jika kalian ingin mengetahui lebih lanjut tentang saya, kalian bisa melihat langsung di alamat facebook saya, “Zias” & “Shandy Osayez”. terima kasih2013-08-26 15.34.37-1 2013-04-07 22.15.01 2013-02-27 17.10.21 .facebook_-364716112 PhotoArt_07262013123203.facebook_-2041253332